SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
(SIMPUS)
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SIK

Oleh:
Rika
Safetyka
J210150100
CIII
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENDAHULUAN
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) telah
diberlakukan sejak tahun 1981. SP2TP secara potensial dapat berperan banyak
dalam menunjang proses manajemen Puskesmas, baik untuk memenuhi aspek
Perencanaan, Penggerakan, Pelaksanaan maupun Pengawasan, Pengendalian dan
Penilaian.
Tujuan
pelaksanaan SP2TP adalah didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas dan
data yang berkaitan serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang
administrasi di atasnya sesuai kebutuhan secara benar,berkala, teratur guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
LATAR BELAKANG
Informasi
adalah hasil analisis, manipulasi dan presentasi data untuk mendukung proses
pengambilan keputusan. Berguna atau tidaknya suatu informasi bergan-tung pada
tujuan penerima informasi,ketelitian penyampaian dan pengolahan data, waktu,
ruang/tempat, pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang tepat.
Menurut
Kepmenkes RI No. 932 Tahun 2000, puskesmas melaksanakan mana-jemen kesehatan
pada tiga fungsi, yakni fungsi manajemen pasien, manajemen institusi, dan
manajemen sistem. Informasi yang berkualitas dalam pengelolaan manajemen pasien
memberikan kepastian data untuk upaya penyehatan pasien dan pengobatan yang
lebih akurat dan efektif.
Informasi yang
berkualitas pada manajemen institusi memberikan kepastian data pengelolaan
organisasi pusk-esmas yang efektif, sedangkan informasi yang baik pada
manajemen sistem akan menimbulkan ketepatan sasaran pembangunan kesehatan
wilayah serta transparansi penyehatan masyarakat. Permasalahan yang terjadi di
puskesmas se-Kota Payakumbuh ialah masih adanya duplikasi sistem pencatatan dan
pela-poran baik di tingkat manajemen pasien, manajemen unit maupun manajemen
program. Selain itu, fragmentasi pencatatan dan pelaporan juga ditemui dari be-berapa
kegiatan Puskesmas.
Penataan sistem
informasi dalam manajemen kesehatan dapat dimulai dengan pengintegrasian
transaksi pencatatan dan pelaporan. Hal ini berimplikasi positif
kepada pengurangan duplikasi data yang kurang efektif bagi pengambilan kepu-tusan.
Tahapan penataan sistem informasi kesehatan secara dini melalui pengu-kuran
kebutuhan informasi bagi pengelolaan manajemen memerlukan peran serta aktif
dari pengguna untuk memberikan hasil desain yang lebih mudah diimplikasikan
dalam manajemen organisasi.
Penyusunan
desain sistem infor-masi manajemen puskesmas dapat dilakukan melalui metode action
research yang memandang pengguna bukan sebagai obyek namun
sebagai partisipan. Pendekatan ini berfokus terjadinya perubahan yang
melibatkan secara aktif pengguna dan peneliti dalam penyusunan desain.
TUJUAN PROYEK
Tujuan
umum proyek Pembangunan Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas adalah
meningkatkan
status kesehatan khususnya bagi masyarakat kurang mampu, dengan cara
meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan dan penggunaan fasilitas
pelayanan.
Tujuan
Khusus :
·
Membantu pemerintah
dalam penyelenggaraan proses desentralisasi
·
Membantu pemerintah
dalam pengelolaan dana tambahan bagi kesehatan
·
Membantu pemerintah
dalam advocacy sector Kesehatan
·
Membantu provinsi dan
kabupaten/kota untuk menyempurnakan sistem informasi
kesehatan
yang ada untuk mendukung desentralisasi. Sistem yang baru akan terdiri
dari
informasi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan, masyarakat dan
data
survailans epidemologi.
PEMBAHASAN
A.
Ruang Lingkup Simpus
SIMPUS
adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang
segala keadaan kesehatan masyarakat di
tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai
data penyuluhan kesehatan masyarakat .
B.
Latar Belakang
penggunaan SIMPUS
1. Belum adanya
ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil,dll dalam wilayah
suatu puskesmas
2. Memperbaiki
pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
3. Memasuki Era
Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan up
to date
berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil,
masalah
imunisasi dll.
C.
Maksut dan Tujuan
SIMPUS
1. Mengumpulkan
data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil,
ketersediaan
obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll
2. Menghasilkan
Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu Puskesmas dari
jumlah orang
sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat digunakan sebagai data
awal dalam
pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan
3. Membantu
kelancaran administrasi dan Manajemen
Puskesmas dalam penyusunan
laporan
mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing - masing
4. Memudahkan
pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan harian maupun
bulanan.
D.
Keunggulan
Komparatif SIMPUS
1. Program
didesain under Windows sehingga lebih mudah dalam operasional dan menarik
dalam laporan -
laporan yang dihasilkan
2. Dengan
data-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-analisa yang mendukung
kebijakan Pemda
3. Pelayanan
terintegrasi dari bagian Pendaftaran hingga bagian Obat, sehingga
meminimalisasi
pemakaian kertas.
4. Pengelolaan
database yang dapat diakses bersama ( terbentuk Bank Data Kesehatan
Daerah )
5. Dapat
menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang dikehendaki ataupun rekap
keseluruhan
berkenaan dengan masalah kesehatan
6. SIMPUS dapat
bekerja secara multi user maupun stand alone
7. SIMPUS dapat
dipakai dalam jaringan Terpusat maupun Terdistribusi
E.
Pentahapan Proyek
Penerapan suatu
Teknologi baru selalu memerlukan proses yang bertahap, faktor yang
paling umum
menjadi penyebab adalah kualitas Sumber Daya Manusia dan minimnya
saranan
pendukung. Oleh karena itu, sebagai tahap Awal PUSKOM menawarkan paket untuk
pelayanan
Pendaftaran, Rawat Jalan dan Obat. Adapun fasilitas yang include didalamnya
antara lain :
I.
Tabel :
- Tabel Pasien
- Tabel
Penyakit
- Tabel Obat
- Tabel
Kecamatan, Desa
II.
Input :
- Register
Harian Pasien
- Penerimaan
Obat
- Pengeluaran
Obat
- Stok Obat
Bulanan
III.
Laporan
- Query
Register Harian
- Query
Penyakit
- Query Obat
- Rekap
(bulanan, harian, mingguan) pasien per jenis dan golongan umur
- Rekap
Penyakit
- Rekap Obat
-Data Kesakitan
(LB1)
-LPLPO
F. Komponen dalam membangun Sebuah Sìstem
Informasi Puskesmas :
1.Komitmen
- Keinginan bekerja sama (Lintas Program dan Instansi)
- Keinginan memberi yg terbaik
- Keinginan untuk melakukan kesinambungan
- Peran serta aktif dari Pimpinan dan staf
2. Media (Formulir / Hardware/Software)
3. SDM
- Kualitas
- Kuantitas
4. Organisasi
- Struktur kerja didalam pembagian tugas dan tanggung jawab dgn membentuk
sebuah SK.
5. Sarana / Prasarana
6. Dana
Pentahapan
di atas berdasarkan pengalaman PUSKOM di beberapa Dinas Kesehatan yang menjadi
Klien kami. Pelayanan pada bagian-bagian lain baru dapat ditambahkan apabila
tahap ini sudah
berhasil. Untuk mendukung pelaksanan SIMPUS secara utuh, setiap puskesmas
dituntut minimal menyediakan 3 (tiga) unit Komputer dengan spesifikasi :
- Porcessor min
P- II 233
- HD 10 Gb
- Memori 128 MB
Ram
- Vga 2 MB
Kesimpulan dan
Saran
Proses pendesainan sistem informasi manajemen pasien dilakukan melalui
pen-gintegrasian sistem pencatatan dan pelaporan terutama register pencatatan
medik. Proses ini mampu mengurangi duplikasi pencatatan di unit pelayanan
puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan
sebagai berikut :
1. Dinas
Kesehatan menjembatani rancangan desain sis-tem informasi manajemen puskesmas
yang dibangun oleh partisipasi puskesmas sendiri dalam bentuk yang lebih
aplikatif, berupa pemrogra-man komputer, evaluasi maupun monitoring
pelaksanaan.
2. Adopsi
pelaksanaan pencatatan dengan metode yang baru (elektronik) membutuhkan
kemampuan lebih terhadap penguasaan teknologi diband-ingkan metode sebelumnya.
Untuk itu hendaknya pimpinan puskesmas lebih arif dalam memberikan kesempatan
untuk memperoleh ketrampilan tambahan operasional komputer bagi petugas
puskesmas.
3.
Perubahan-perubahan untuk perbaikan suatu sistem di masa mendatang berkaitan
dengan sistem informasi hendaknya tetap melibatkan partisipasi aktif dari
pelaksana sistem itu sendiri.
· Sebuah system informasi
kesehatan modern tidak harus mahal dengan infra struktur yang tersedia dapat
dibangun system informasi digital yang lebih murah dari system analog yang ada
saat ini,dengan peningkatan SDM baik di DKK maupun di di masing masing UPK (
Puskesmas ) .
· Perlunnya sebuah Team di
masing masing DATI II yang dedicated untuk mengurusi System Informasi Kesehatan
.
· SP2TP masih relevan bagi
puskesmas, mengingat pentingnya perekaman data kesehatan di wilayah kerjanya.
· SP2TP sebagai bahan
evaluasi sekaligus sebagai bahan PTP.
· SP2TP apabila dapat
dimanfaatkan secara optimal akan dapat menjadikan puskesmas lebih efektif dan
data kesehatan Kota lebih lengkap.
· Penerapan teknologi
informasi tidak bisa di tunda lagi , diharapkan dengan memanfaatkan teknologi
system informasi kesehatan dapat lebih akurat , tepat waktu , tepat guna ,
murah dan efisien .
Daftar Pustaka
Long, L. 1989. Management
Information System. Prentice Halls, Englewid Cliffts. New Jersey, USA
Moekijat.
1991. Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Edisi kelima. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung, Indonesia
Anonim. 2002. Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 932/MENKES /SK/VIII/2002 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Sistem In-formasi Kesehatan Daerah (SIKDA) untuk
Tingkat Kabupaten/Kota, Ja-karta
Austin, C.J. 1992. Information
Systems For Health Services Administra-tion. AUPHA Press/Health
Administration Press. Michigan
Parker, C.S. 1989. Management Information Systems:
Strategy and Ac-tion. McGraw-Hill Publising Company. Mexico.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar